Kalau kamu seneng komputer, tentu istilah overclock udah tak asing lagi kan? Yah setidaknya pernah denger lah ya. Terus apa coba yang dimaksud overclock itu?
Jadi gini, overclock ibarat kamu nyuruh komponen komputer kamu buat kerja lebih dari batas biasanya. Dengan tujuan ya supaya performanya jadi makin ngebut juga, apalagi bagi yang sering ngerjain hal berat kayak main game, ngedit video 4K, atau rendering 3D.
Tapi ya seperti pepatah, “semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya”—semakin kamu naikin performa, makin besar pula risikony. Jadi ya ngoverclock tentu gak bisa asal-asalan gitu aja, tentu ada aturannya..
Pengertian Overclock
Overclock adalah istilah yang dipakai dalam dunia per-komputeran buat menjelaskan proses memacu kinerja sebuah perangkat (biasanya CPU atau GPU) melewati batas kecepatan standar bawaan pabriknya. Ibarat kamu punya motor 150cc terus dioprek biar bisa lari kayak 250cc.
Meski overclock umumnya diterapkan pada CPU atau GPU, nyatanya, komponen lain kayak RAM pun bisa di-overclock. Tapi ya gak semua komponen bisa dipaksa ngebut, ada syarat dan ketentuannya pula.
Dan tentu aja, semakin kamu ngotot buat ningkatin kecepatannya, maka kamu pun harus nyiapin sistem pendinginan yang mumpuni. Karena ya overclock layaknya lari sprint terus-terusan—jelas panas, capek, dan kalau gak dijaga bisa tumbang.
Sama halnya dengan PC kamu, kalau overclock dilakukan tanpa perhitungan, akibatnya pun bisa fatal. Komputer bisa jadi hang, bluescreen, bahkan bisa mati mendadak karena kepanasan.
Cara Melakukan Overclocking
Kalau kamu bener-bener pengen nyobain overclock, ada beberapa langkah dasar yang mesti kamu pahami dulu. Dan bukan sekadar tutorial teknis, lebih ke panduan agar kamu bisa ngambil keputusan, apakah kamu benar-benar butuh nge-overclock..
Sebelum ngoprek, kamu harus tau dulu apakah prosesor kamu mendukung overclocking?
Untuk Intel, biasanya model yang bisa di-overclock punya kode awalan Z atau X, misalnya Z87 atau X299. Sedangkan untuk AMD Ryzen, AMD ngasih kode B atau X di depan nama chipset-nya, contohnya X399 atau B450.
Kalau ternyata prosesor kamu bukan tipe yang bisa dioverclock, mending jangan dipaksa, bisa-bisa malah jadi rusak.
Tapi selain itu, kamu juga perlu nanya ke diri sendiri.. “Kenapa sih pengen ngoverclock?”.
Apa pengen main game biar lancar? Atau cuman penasaran dan pengen nyoba aja? Karena kalau tujuannya cuma buat browsing, nonton YT dsb, jujur aja—nggak worth it.
Risiko dan effort-nya gak akan sebanding dengan keuntungannya. Namun kalo kamu rasa emang bener-bener butuh, berikut langkah-langkah overclocking yang telah admin siapin..
Langkah 1: Lakukan Tes Awal pada Komponen
Sebelum nyetting di BIOS, uji dulu kekuatan perangkat kamu, terutama kalau kamu mau ngoverclock CPU. Dengan begitu, kamu bisa tahu batas aman sistem kamu sebelum dimodifikasi.
Untuk tes awal ini kamu bisa makai aplikasi seperti Prime95. Aplikasi ini akan ngasih beban ke CPU kamu selama beberapa jam buat ngelihat seberapa stabil dan panas CPU-nya saat kerja maksimal.
Kalau udah ada gejala aneh kayak suhu terlalu tinggi atau komputer tau-tau nge-restart, itulah tanda batas CPU kamu.
Langkah 2: Masuk ke BIOS dan Mulai Overclock
Kalau bener-bener yakin dan siap dengan semua risikonya, kamu bisa mulai proses overclock-nya lewat BIOS. Berikut langkah-langkah dasarnya..
- Restart komputer kamu, lalu tekan tombol Delete, F2, atau F10 (tergantung merk mobo) saat booting untuk masuk ke BIOS.
- Setelah masuk, cari menu yang namanya CPU Settings atau yang serupa.
- Aktifkan opsi CPU Host Clock Controller (namanya bisa beda tergantung BIOS).
- Naikin frekuensi CPU secara bertahap, misalnya mulai dari 5% dulu.
- Simpan pengaturan, lalu restart komputer.
Setelah nge-restart, cek performanya. Kalau sistem masih stabil, kamu bisa ngulangi prosesnya dan naikin lagi frekuensinya sebanyak 3–5% tiap kali, sampai maksimal sekitar 20%.
CATATAN PENTING
Kalau komputer kamu mulai gak stabil—misal hang, bluescreen, atau nge-restart sendiri—langsung matikan komputer dan diamkan beberapa menit. Setelah itu masuk lagi ke BIOS, dan turunin frekuensinya.
Jangan dipaksa lho ya, nanti malah jadi korban overclock gagal.
Keuntungan dan Risiko Overclocking
Setelah admin jelas gimana cara ngelakuinnya, sekarang admin jelasin dikit akan keuntungan dan risiko dari ngoprek performa komputer ini. Karena kayak gimanapun juga, segala sesuatu pasti ada dua sisi.
a. Keuntungan Overclocking
Untuk keuntungan ngoverclocking, udah jelas ya performa naik yang kamu dapat. Namun tak hanya itu, ada keuntungan lain yang bisa kamu dapat, diantaranya..
1. Meningkatkan Performa Komputer
Alasan utamanya ya jelas, biar komputernya makin ngebut. Misal prosesor kamu quad-core (empat inti) dengan kecepatan default 3.4 GHz, lalu kamu overclock jadi 3.6 GHz.
Mungkin cuman beda 0.2 GHz, tapi dalam praktiknya tentu bisa ngebuat proses komputasi jadi lebih cepet, apalagi kalau kamu buka aplikasi berat atau multitasking.
Misal kamu lagi buka Photoshop, sambil streaming video, sambil ngebuka banyak tab Firefox, Brave dan Chrome. Kalau CPU kamu udah di-tune-up lewat overclocking, tentu masih bisa smooth dibanding pas masih default.
2. Bisa Jadi Ajang Eksperimen
Overclock layaknya mainan bagi para penggemar teknologi. Tak hanya sekadar nyari performanya doang, tapi juga bisa nyari pengalaman baru dan belajar lebih dalam soal hardware.
Kalau selama ini cuma komputer cuman buat ngetik dan browsing doang, dengan overclock kamu bisa belajar soal suhu kerja CPU, voltase, fan control, sampai BIOS tuning. Rasa puasnya juga beda kalau kamu berhasil ngebuat sistem jalan stabil di kecepatan tinggi hasil oprekan sendiri.
Apalagi kalau kamu suka modding atau ngebuild PC rakitan sendiri, overclocking adalah cara memaksimalkan potensi dari perangkat yang kamu punya.
3. Hemat Biaya Upgrade
Yups, dengan overclock kamu bisa dapet performa tambahan dari hardware yang telah kamu punya, tanpa perlu beli komponen baru pastinya.
Daripada ngupgrade prosesor atau vga yang harganya bisa jutaan, kamu bisa coba ngoverclock dulu. Selama sistem cooling kamu cukup kuat dan kamu ngerti batasannya, yah bisalah jadi opsi ekonomis buat ngejar performa.
Tapi hemat biaya bukan berarti kamu gak perlu modal sama sekali ya. Kalau kamu mau main overclock serius, minimal kamu harus punya cooling system yang mumpuni, entah fan tambahan, heatsink yang bagus, atau bisa juga makai water cooling.
b. Risiko Overclocking
Setelah admin jelasin keuntungan dari overclocking, tentu admin juga bakalan jelasin risikonya. Karena ya overclock ibarat main api, kalau tak hati-hati, tentu malah ngerusak komponen yang harganya jelas gak murah.
1. Penurunan Kualitas dan Umur Komponen
Pertama, overclock membuat komponen kerja lebih keras dari biasanya. Yang artinya umur hardware kamu bisa berkurang.
Khususnya pada CPU dan GPU, karena semakin tinggi kecepatan kerja, makin tinggi pula suhu dan beban listrik yang ditanggung. Kalau gak dikasih pendinginan yang baik, bisa-bisa komponen kamu rusak sebelum waktunya.
Meskipun sekarang banyak CPU yang ada fitur thermal throttling-nya (otomatis nurunin performa kalau suhu terlalu tinggi), pun bukan berarti kamu aman sepenuhnya. Tetep aja, main overclock dalam jangka panjang bisa membuat performa komponen nurun.
Kalau kamu punya sistem pendingin yang bagus, mungkin CPU kamu masih bisa bertahan 4-5 tahun. Tapi ya masih dengan risiko penurunan kualitas tetap ada.
2. Sistem Jadi Gampang Error
Overclock bisa membuat komputer kamu gak stabil, apalagi kalau kamu naikin frekuensi dan voltase terlalu agresif tanpa uji coba dulu. Yang paling umum biasanya ya hang, aplikasi not responding, atau malah bluescreen.
Dan tentunya eror-eror diatas terjadi mendadak dan gak ketebak, misal pas mau rendering video, tiba-tiba bluescreen.
Dan perlu dicatat juga, RAM sering jadi korban pertama dari sistem overclock yang gak stabil. Karena RAM termasuk komponen yang paling sensitif terhadap perubahan voltase dan frekuensi.
Yah jadi kalau RAM udah error duluan, efeknya bisa nyebar ke seluruh sistem.
3. Boros Listrik
Overclock tentu membuat konsumsi listrik naik, karena kamu minta hardware kerja lebih keras, otomatis butuh suplai daya yang lebih besar juga.
Kalau kamu ngoverclock dengan naikin voltase (bukan cuma frekuensi), konsumsi energi akan meningkat cukup signifikan. Yang membuat VRM (Voltage Regulator Module) di mobo kamu kerja keras, power supply pun juga lebih panas karena beban meningkat.
Kalau PC kamu makai PSU abal-abal, bisa aja komputer mati atau bahkan komponen terbakar. Jadi jangan cuma fokus ke performa, tapi pikirin juga sumber dayanya ya guys.
Penutup
Sampai di sini tentu udah ada gambaran yang cukup jelas ya soal overclocking—baik pengertian-nya, cara kerja serta langkah-langkahnya.
Kalau kamu merasa belum butuh-butuh banget performa ekstra, mending di tahan dulu, pakai aja sistem kamu secara normal. Tapi kalau kamu bener-bener pengen nyoba, overclock tentu bisa jadi pengalaman baru untuk memahami komputer dari sisi yang lebih dalam.