Kamu pasti sering mendengar istilah kata baku dan tidak baku, kan? Kedua jenis kata ini sangat penting dalam komunikasi sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Dengan memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, kita bisa berkomunikasi dengan lebih efektif dan tepat sasaran.
Jika kamu tidak tahu apa perbedaan kata baku dan kata tidak baku, tenang saja. Karnea pada kesempatan kali ini admin membahas secara mendalam pengertian, ciri-ciri, dan fungsi dari kata baku dan tidak baku dan berbagai contoh katanya.
Pengertian Kata Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan oleh Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata-kata ini memiliki bentuk yang tetap dan tidak mengalami perubahan, serta tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah atau dialek.
Penggunaan kata baku sangat penting dalam komunikasi formal dan resmi untuk memastikan kejelasan dan keseragaman. Contoh kata baku antara lain:
- Apotek (bukan apotik)
- Aktivitas (bukan aktifitas)
- Izin (bukan ijin)
- Sistem (bukan sistim)
Kata baku digunakan dalam berbagai dokumen resmi seperti surat, laporan, dan tulisan ilmiah, serta dalam media massa untuk menjaga kredibilitas informasi yang disampaikan.
Ciri-Ciri Kata Baku
1. Sesuai dengan Kaidah EYD
Kata baku selalu mengikuti aturan yang terdapat dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Aturan ini mencakup penggunaan huruf, tanda baca, serta penulisan kata yang benar. Dengan mengikuti kaidah ini, kata baku memastikan keseragaman dan kejelasan dalam penulisan.
2. Tidak Terpengaruh oleh Bahasa Daerah
Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah, dialek, atau slang. Ini berarti bahwa kata tersebut digunakan secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia tanpa perubahan bentuk atau makna. Penggunaan kata baku menghindari variasi lokal yang dapat menyebabkan kebingungan.
3. Tidak Mengalami Perubahan Bentuk
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan tidak mengalami perubahan baik dalam penulisan maupun pengucapan. Bentuk ini sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam EYD dan KBBI.
Berarti bahwa kata tersebut selalu ditulis dan diucapkan dengan cara yang sama, memastikan konsistensi dalam komunikasi.
4. Penggunaan dalam Dokumen Resmi
Kata baku sering ditemukan dalam dokumen resmi seperti surat dinas, laporan, kontrak, dan dokumen hukum. Penggunaan kata baku dalam dokumen resmi penting untuk menjaga formalitas, profesionalisme, dan kejelasan komunikasi.
5. Bukan Merupakan Ragam Bahasa Percakapan
Kata baku biasanya tidak digunakan dalam ragam bahasa percakapan sehari-hari yang informal. Sebaliknya, kata baku lebih sering ditemukan dalam konteks formal dan tulisan resmi.
6. Tidak Mengandung Makna Ganda dan Tidak Rancu
Kata baku memiliki makna yang jelas dan tidak mengandung makna ganda atau ambigu. Hal ini penting untuk memastikan kejelasan dan keseragaman dalam komunikasi.
7. Pemakaian Imbuhan Dilakukan secara Eksplisit
Pemakaian imbuhan pada kata baku dilakukan secara eksplisit dan sesuai dengan aturan tata bahasa. Hal ini memastikan bahwa kata-kata tersebut digunakan dengan benar dan konsisten.
8. Tidak Mengandung Arti Pleonasme
Kata baku tidak mengandung arti pleonasme, yaitu penggunaan kata-kata yang lebih daripada yang diperlukan. Kata baku digunakan secara efisien dan tepat tanpa berlebihan.
Fungsi Kata Baku
1. Mencerminkan Profesionalisme
Menggunakan kata baku menunjukkan tingkat profesionalisme dan keseriusan dalam komunikasi. Dalam konteks bisnis dan akademis, penggunaan kata baku mencerminkan bahwa penulis atau pembicara memahami dan menghormati kaidah bahasa yang berlaku.
2. Memudahkan Pemahaman dalam Komunikasi Resmi
Kata baku memudahkan pemahaman karena sesuai dengan aturan yang sudah dikenal luas. Penggunaan kata baku menghindari kesalahpahaman dan ambigu dalam komunikasi resmi, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan tepat.
3. Menghindari Kesalahpahaman
Penggunaan kata baku membantu menghindari ambigu dan kesalahpahaman dalam komunikasi. Karena kata baku memiliki makna yang jelas dan tidak berubah, ini memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak disalahartikan oleh penerima.
Pengertian Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan oleh Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata-kata ini sering kali dipengaruhi oleh bahasa daerah, dialek, atau kebiasaan sehari-hari dan tidak mengikuti aturan penulisan yang benar.
Penggunaan kata tidak baku lebih umum dalam komunikasi informal dan percakapan sehari-hari. Contoh kata tidak baku antara lain:
- Apotik (bentuk baku: apotek)
- Ijin (bentuk baku: izin)
- Jemputan (bentuk baku: undangan)
- Nasehat (bentuk baku: nasihat)
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
1. Sering Dipengaruhi oleh Bahasa Daerah
Kata tidak baku sering kali dipengaruhi oleh bahasa daerah atau dialek lokal. Ini membuat kata tersebut lebih akrab di telinga pengguna dari daerah tertentu, tetapi mungkin tidak dikenal secara luas di luar daerah tersebut.
2. Bentuk Kata Dapat Berubah
Kata tidak baku cenderung fleksibel dan dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kebiasaan pengguna. Misalnya, “dokumen” bisa berubah menjadi “dokumen-dokumen” dalam percakapan sehari-hari, meskipun bentuk bakunya tetap “dokumen.”
3. Penggunaan dalam Percakapan Sehari-hari
Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan informal sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan, seperti dalam obrolan dengan teman atau keluarga, dan media sosial.
4. Tidak Sesuai dengan Kaidah EYD
Kata tidak baku tidak mengikuti aturan EYD yang berlaku. Penulisan dan pengucapan kata tersebut tidak sesuai dengan standar bahasa Indonesia yang benar.
5. Tidak Digunakan dalam Konteks Formal
Kata tidak baku jarang digunakan dalam dokumen resmi, laporan, atau tulisan ilmiah karena dianggap kurang tepat dan tidak profesional.
6. Mengandung Unsur Pleonasme
Kata tidak baku kadang-kadang mengandung unsur pleonasme, yaitu penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak diperlukan, seperti “turun ke bawah” atau “naik ke atas.”
7. Pemakaian Imbuhan yang Tidak Konsisten
Penggunaan imbuhan pada kata tidak baku sering kali tidak konsisten dan tidak sesuai dengan aturan tata bahasa yang benar.
Fungsi Kata Tidak Baku
1. Menunjukkan Keakraban dalam Percakapan
Kata tidak baku sering digunakan untuk menunjukkan keakraban dan kehangatan dalam percakapan informal. Penggunaan kata tidak baku menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab.
2. Mempercepat Komunikasi Informal
Penggunaan kata tidak baku dapat mempercepat komunikasi dalam situasi informal karena lebih mudah diucapkan dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam percakapan.
3. Menunjukkan Identitas Daerah atau Kelompok
Kata tidak baku juga dapat menunjukkan identitas daerah atau kelompok tertentu. Misalnya, penggunaan kata tidak baku yang khas dari suatu daerah dapat mencerminkan latar belakang budaya atau asal pengguna.
4. Membantu dalam Penulisan Kreatif
Dalam penulisan kreatif seperti puisi, cerpen, atau dialog dalam naskah drama, penggunaan kata tidak baku dapat memberikan nuansa tertentu dan memperkaya bahasa yang digunakan.
Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Abjad | Kata Baku | Kata Tidak Baku |
A | Aberasi | Abrasi |
Abjad | Abjad | |
Absorpsi | Absorsi | |
Adab | Adap | |
Adhesi | Adesi | |
Adibusana | Adi busana | |
Adidaya | Adi daya | |
Adjektif | Ajektif | |
Administrator | Admin | |
Advokat | Adpokat | |
Afdal | Afdol | |
Agamais | Agamis | |
Ajek | Ajeg | |
Akhirat | Akherat | |
Aksesori | Aksesoris | |
Aktif | Aktip | |
Aktivitas | Aktifitas | |
Aktual | Aktuil | |
Akuarium | Aquarium | |
Aluminium | Almunium | |
Ambulans | Ambulan | |
Analisis | Analisa | |
Andal | Handal | |
Antena | Antene | |
Antre | Antri | |
Anugerah | Anugrah | |
Aparat | Aparatur | |
Apostrof | Opostrop | |
Apotek | Apotik | |
Asas | Azas | |
Asasi | Azasi | |
Atlet | Atlit | |
Atmosfer | Atmosfir | |
Auditorium | Aditorium | |
Autentik | Otentik | |
Autopsi | Otopsi | |
Azan | Adzan | |
B | Baka | Baqa |
Balig | Baligh | |
Balsam | Balsem | |
Banderol | Bandrol | |
Barzakh | Barzah | |
Batalion | Batalyon | |
Baterai | Batere | |
Batil | Bathil | |
Bayangkara | Bhayangkara | |
Bazar | Bazaar | |
Becermin | Bercermin | |
Bengkuang | Bengkoang | |
Benzol | Bensol | |
Besok | Esok | |
Beterbangan | Berterbangan | |
Biseps | Bisep | |
Blanko | Blanko | |
Blender | Belender | |
Boks | Bok | |
Bolpoin | Bolpen | |
Bosan | Bosen | |
Bumper | Bemper | |
Bungker | Bangker | |
Bus | Bis | |
C | Cabai | Cabe |
Capai | Cape, Capek | |
Capcai | Cap cai | |
Cedera | Cidera | |
Cendekia | Cendikia | |
Cendekiawan | Cendikiawan | |
Cengkeram | Cengkram | |
Cengkerama | Cengkrama | |
Cengkih | Cengkeh | |
Cinderamata | Cenderamata | |
Cokelat | Coklat | |
D | Daftar | Daptar |
Dai | Da’i | |
Dakwah | Da’wah | |
Darma | Dharma | |
Debit | Debet | |
Debitor | Debitur | |
Dekret | Dekrit | |
Deodoran | Deodorant | |
Depot | Depo | |
Deputi | Deputy | |
Derajat | Derajad | |
Desain | Design | |
Detail | Detil | |
Detergen | Deterjen | |
Deviasi | Defiasi | |
Diagnosis | Diagnosa | |
Dispenser | Despenser | |
Distilasi | Destilasi | |
Dividen | Deviden | |
Donatur | Donator | |
Durian | Duren | |
E | Efektif | Efektip |
Efektivitas | Efektifitas | |
Ekosistem | Ekosistim | |
Eksem | Eksim | |
Ekshibisi | Eksibisi | |
Ekspor | Eksport | |
Ekstra | Extra | |
Ekstrakurikuler | Ekstrakulikuler | |
Ekstrem | Ekstrim | |
Ekuivalen | Ekwivalen, equivalen | |
Elektrode | Elektroda | |
Elips | Elip | |
Elite | Elit | |
Emas | Mas | |
Embus | Hembus | |
Empas | Hempas | |
Enjin | Engine | |
Ensiklopedia | Ensiklopedi | |
Episode | Episod | |
Epos | Ephos | |
Esai | Essai | |
Esens | Esen | |
Eskadron | Sekuadron | |
Etanol | Ethanol | |
F | Fakih | Faqih |
Faksimili | Faksimil | |
Familier | Familiar | |
Farmakope | Farmakop | |
Favorit | Pavorit | |
Februari | Pebruari | |
Feri | Peri | |
Filipina | Philipina | |
Film | Filem | |
Filsuf | Filosof | |
Finis | Finish | |
Flat | Plat | |
Folio | Polio | |
Formal | Formil | |
Foto | Photo | |
Fotokopi | Foto copy | |
Fotosintesis | Fotosintesa | |
Frekuensi | Frekwensi | |
G | Gaib | Ghaib |
Galaktosa | Galaktose | |
Galeri | Galery | |
Gap | Gep | |
Geiser | Geyser | |
Geladi bersih | Geladi resik | |
Gelondong | Glondong | |
Genealogi | Geneologi | |
Genting | Genteng | |
Gerebek | Grebek | |
Gereget | Greget | |
Gerendel | Grendel | |
Gips | Gip | |
Glamor | Glamour | |
Glaukoma | Glukoma | |
Glosarium | Glosary | |
Glukosa | Glukose | |
Gongseng | Ongseng | |
Griya | Gria | |
Grup | Group | |
Gua | Goa | |
Gubuk | Gubug | |
Gudeg | Gudek | |
Guncang | Goncang | |
H | Hadis | Hadist |
Hafal | Hapal | |
Hakikat | Hakekat | |
Hal-hal | Hal-ihwal | |
Hektare | Hektar | |
Heterogen | Hetrogen | |
Hidraulis | Hidrolis | |
Hierarki | Hirarki | |
Hieroglif | Hiroglif | |
Higienis | Higenis | |
Himne | Hymne | |
Hipermetropia | Hipermetri | |
Hipotek | Hipotik | |
Hipotesis | Hipotesa | |
Hipovitaminosis | Hipovitaminose | |
I | Ibtidaiah | Ibtidaiyah |
Idah | Iddah | |
Ideal | Idial | |
Ideologi | Idiologi | |
Ihwal | Ikhwal | |
Ijazah | Ijasah | |
Ikat | Iket | |
Ikhlas | Ihlas | |
Iktibar | I’tibar | |
Iktikaf | I’tikaf | |
Ilusi | Illusi | |
Imbau | Himbau | |
Impit | Himpit | |
Impor | Import | |
Indra | Indera | |
Influenza | Influensa | |
Inframerah | Infra merah | |
Infus | Inpus | |
Ingar-bingar | Hingar-bingar | |
Inkam | Income | |
Inkognito | Incognito | |
Insting | Instink | |
Intelijen | Inteligen | |
Intens | Inten | |
Interogasi | Interograsi | |
Introspeksi | Interopeksi | |
Isap | Hisap | |
Izin | Ijin | |
J | Jadwal | Jadual |
Jagat | Jagad | |
Jahiliah | Jahiliyah | |
Jajar | Jejer | |
Jamaah | Jemaah | |
Jenderal | Jendral | |
Jenius | Genius | |
Jerapah | Zarafah | |
Jeriken | Jerigen | |
Jip | Jeep | |
Joging | Jogging | |
Join | Joint | |
Jorjoran | Jor-joran | |
Jubileum | Jubilum | |
Judo | Yudo | |
Jujitsu | Jiujitsu | |
Junior | Yunior | |
Junktur | Jungtur | |
Juz | Jus | |
K | Kacamata | Kaca mata |
Kafah | Kaffah | |
Kafetaria | Cafetaria | |
Kaidah | Kaedah | |
Kakbah | Ka’bah | |
Kaleidoskop | Kaleidioskop | |
Kalkarium | Kalkarim | |
Kamerawan | Kameramen | |
Kamuflase | Kamuplase | |
Kanguru | Kangguru | |
Kanker | Kangker | |
Kantong | Kantung | |
Karburasi | Kaburasi | |
Karburator | Kaburator | |
Karena | Karna | |
Karier | Karir | |
Karisma | Kharisma | |
Karismatik | Kharismatik | |
Kasip | Kasep | |
Kategori | Katagori | |
Katering | Catering | |
Kaus | Kaos | |
Kayangan, kahyangan | Khayangan | |
Kedaluwarsa | Kadaluwarsa | |
Kemarin | Kemaren | |
Kemboja | Kamboja | |
Kepok | Gepok | |
Kesatria | Ksatria | |
Khawatir | Kuatir | |
Kles | Clash | |
Klien | Clien, client | |
Klor | Chlor | |
Klub | Club | |
Koboi | Koboy | |
Komoditas | Komoditi | |
Kompleks | Komplek | |
Komplet | Komplit | |
Konferensi | Konperensi | |
Kongres | Konggres | |
Konkret | Kongkret | |
Koper | Kopor | |
Kosakata | Kosa kata | |
Kover | Cover | |
Kreatif | Kreatip | |
Kreativitas | Kreatifitas | |
Kualitas | Kwalitas | |
Kuantitas | Kwantitas | |
Kuesioner | Kuisioner | |
Kuintal | Kwintal | |
Kuota | Kwota | |
L | Lafal | Lapal, rapal |
Lamtaragung | Lamtorogung | |
Laskar | Lasykar | |
Lazim | Lajim, lasim | |
Leding | Ledeng | |
Legalisasi | Legalisir | |
Lemari | Almari | |
Lembap | Lembab | |
Leukemia | Leukimia | |
Leveransir | Laveransir | |
Linear | Linier | |
Lobi | Loby | |
Lokalisasi | Lokalisir | |
Longmars | Long march | |
Lubang | Lobang | |
Lusin | Losin | |
M | Maaf | Ma’af |
Mafhum | Mafum | |
Mag | Maag | |
Magnet | Mahnet | |
Magrib | Maghrib | |
Maizena | Maisena | |
Majelis | Majilis | |
Mak comblang | Makcomblang | |
Makhdum | Makdum | |
Makhluk | Mahluk | |
Makroekonomi | Makro ekonomi | |
Malapraktik | Malpraktek | |
Mampat | Mampet | |
Manajemen | Managemen | |
Manajer | Manager | |
Mandek | Mandeg | |
Mangkuk | Mangkok | |
Manuskrip | Manuskrif | |
Maraton | Marathon | |
Margarin | Margarine | |
Marginal | Marjinal | |
Masjid | Mesjid | |
Masyhur | Mashur | |
Matang | Mateng | |
Mazhab | Madzab | |
Memerhatikan | Memperhatikan | |
Memerintah | Memperintah | |
Memerlukan | Memperlukan | |
Memesona | Mempesona | |
Mempopulerkan | Mempopulerkan | |
Mengapa | Kenapa | |
Mengubah | Merubah | |
Menteri | Mentri | |
Mentimun | Timun | |
Menyontek | Mencontek | |
Menyukseskan | Mensukseskan | |
Merek | Merk | |
Meterai | Materai | |
Metode | Metoda | |
Miliar | Milyar | |
Modern | Moderen | |
Mozaik | Mosaik | |
Musabab | Sebab-musabab | |
Museum | Musium | |
N | Nafsu | Napsu |
Nahas | Naas | |
Nakhoda | Nahkoda, nakoda, nangkoda | |
Nanas | Nenas | |
Napas | Nafas | |
Narasumber | Nara sumber | |
Nasihat | Nasehat | |
Nazar | Nadzar | |
Negeri | Negri | |
Neokolonialisme | Neo-kolonialisme | |
Neto | Netto | |
Netralisasi | Netralisir | |
Nifas | Nipas | |
Nomor | Nomer | |
Nonaktif | Non aktif | |
Nonformal | Non formal | |
Notula | Notulen | |
November | Nopember | |
O | Objek | Obyek |
Objektif | Obyektif | |
Ojek | Ojeg | |
Olahraga | Olah raga | |
Omzet | Omset | |
Orang tua | Orangtua | |
Oranye | Orange | |
Organisasi | Organisir | |
Orisinal | Orisinil | |
Orkestra | Orchestra | |
Osmose | Osmosis | |
Otomatis | Automatis | |
P | Paderi | Padri |
Paham | Faham | |
Palm | Palem | |
Pamflet | Famplet, pamfelet | |
Pancaindera | Panca indra | |
Pankreas | Pangkreas | |
Paradoks | Paradox | |
Paramedis | Paramedik | |
Parasut | Parasit | |
Parogog | Pargoge | |
Pascapanen | Pasca panen | |
Pasfoto | Pas photo | |
Pasif | Pasive | |
Paspor | Pasport | |
Paten | Patent | |
Paviliun | Pavilyun | |
Pedas | Pedes | |
Pedepokan | Padepokan | |
Peduli | Perduli | |
Pelesetan | Plesetan | |
Pelesir | Plesir | |
Peleton | Pleton | |
Pelihara | Peliara, piara | |
Pelintir | Plintir | |
Pembaruan | Pembaharuan | |
Pemirsa | Pirsawan | |
Penasihat | Penasehat | |
Penembahan | Panembahan | |
Perajin | Pengrajin | |
Peranti | Piranti | |
Perkedel | Pergedel | |
Permukiman | Pemikiman | |
Persentase | Presentase, prosentase | |
Perusak | Pengrusak | |
Petai | Pete, petay | |
Pikir | Fikir | |
Praktik | Praktek | |
Prancis | Perancis | |
Prangko | Perangko | |
Proaktif | Pro aktif | |
Provinsi | Propinsi | |
Proyek | Project | |
Putra | Putera | |
Putri | Puteri | |
R | Rabu | Rebo |
Radioaktif | Radio aktif | |
Rakaat | Rekaat | |
Ramai | Rame | |
Ranking | Rangking | |
Ransel | Rangsel | |
Rapi | Rapih | |
Rapor | Raport | |
Rasional | Rasionil | |
Razia | Rajia, rasia | |
Real | Riil | |
Realisasi | Realisir | |
Realitas | Realita | |
Relief | Relif | |
Religius | Relijius | |
Rematik | Reumatik | |
Renaisans | Renaisan | |
Reptilia | Reptil | |
Reservoir | Reservoar | |
Respons | Respon | |
Restoras | Restauran | |
Resume | Resum | |
Rezeki | Rejeki, rizeki, rizki | |
Rezim | Regim | |
Rida | Ridho, ridha | |
Risiko | Resiko | |
Ritme | Ritma | |
Rontgen | Ronsen | |
Rubuh | Roboh | |
S | Saf | Shaf |
Sah | Syah | |
Sahabat | Sobat | |
Sahaja | Sehaja | |
Sahdu | Syahdu | |
Sahib | Sokhib | |
Sajak | Sanjak | |
Sakaguru | Saka guru guru | |
Sakelar | Saklar | |
Saksama | Seksama | |
Salat | Shalat, sholat | |
Sambal | Sambel | |
Sampo | Shampo | |
Samudra | Samudera | |
Sangsi | Sanksi | |
Sanskerta | Sansekerta | |
Saraf | Syaraf | |
Satai | Sate | |
Saus | Saos | |
Sedekah | Sodakoh | |
Sediakala | Sedia kala | |
Sein | Seign | |
Sekadar | Sekedar | |
Sekop | Skop | |
Sekretaris | Sekertaris | |
Sekte | Sekta | |
Sekular | Sekuler | |
Selebritas | Selebriti | |
Selektivitas | Selektifitas | |
Selendro | Slendro | |
Selulosa | Selulose | |
Semadi | Semedi | |
Sembrana | Sembrono | |
Semenda | Semanda | |
Senapati | Senopati | |
Sengkalan | Sangkalan | |
Sengse | Sinse | |
Sentigram | Centigram | |
Sentimental | Sentimentil | |
Sentimeter | Centimeter | |
Sentosa | Sentausa | |
Sentral | Central | |
Sepatbor | Sepakbor | |
Seprai | Seprei | |
Sepur | Spor | |
Serban | Sorban | |
Serbaneka | Serba aneka | |
Seriawan | Sariawan | |
Serigala | Srigala | |
Serunai | Seruni | |
Servis | Service | |
Setagen | Stagen | |
Setip | Stip | |
Setir | Stir | |
Setrika | Seterika | |
Setrip | Strip | |
Seyogianya | Seyogyanya | |
Siapa pun | Siapapun | |
Siar | Syi’ar | |
Silakan | Silahkan | |
Silaturahmi | Silaturohmi | |
Silinder | Selinder | |
Simpel | Simple | |
Sinagoge | Sinagog | |
Sindrom | Sindrome | |
Sinkop | Sinkope | |
Sinse | Sense | |
Sintesis | Sintesa | |
Sirene | Sirine | |
Sirup | Sirop | |
Sistem | Sistim | |
Ski | Sky | |
Skolastik | Sekolastik | |
Skor | Score | |
Skors | Skorsing | |
Slang | Slank | |
Smes | Smash | |
Sofbal | Sofball | |
Solenoide | Solenoid | |
Sombrero | Somberero | |
Sop | Sup | |
Sopir | Supir | |
Sosiodrama | Sosio drama | |
Spageti | Spagheti | |
Spanduk | Sepanduk | |
Spesial | Sepesial | |
Spesies | Species | |
Spionase | Sepionase | |
Spiritual | Spirituil | |
Spons | Sepon | |
Sprin | Sprint | |
Srek | Sreg | |
Stan | Stand | |
Standar | Standard | |
Standardisasi | Standarisasi | |
Stanza | Stansa | |
Starter | Stater | |
Stereotip | Stereotipe | |
Stiker | Sticker | |
Stok | Stock | |
Stres | Stress | |
Striker | Setriker | |
Stroberi | Strawberry | |
Studi | Study | |
Subbab | Sub bab | |
Subbagian | Sub bagian | |
Subjek | Subyek | |
Subkontraktor | Sub kontraktor | |
Subsider | Subsidair | |
Substansi | Subtansi | |
Sunstitusi | Subtitusi | |
Subtropik | Sub tropik | |
Subunit | Sub unit | |
Sukacita | Suka cita | |
Suling | Seruling | |
Sumatra | Sumatera | |
Suplemen | Saplemen | |
Supremasi | Supermasi | |
Surah | Surat | |
Surga | Sorga | |
Survei | Survey | |
Susastra | Susastera | |
Sutra | Sutera | |
Suvenir | Souvenir | |
Swasembada | Swa sembada | |
Sweter | Suiter, switer | |
Swipoa | Sempoa | |
Syafaat | Syafa’at | |
Syahadat | Sahadat | |
Syahid | Sahid | |
Syair | Sair | |
Syariat | Syareat | |
Syekh | Sheh | |
Syirik | Sirik | |
Syiwa | Siwa | |
Syogun | Shogun | |
Syubhat | Syubat | |
T | Tablig | Tabligh |
Takhayul | Tahayul | |
Takhta | Tahta | |
Taksi | Taxi | |
Takzim | Takjim | |
Tampak | Nampak | |
Tamsil | Tamzil | |
Tanker | Tangker | |
Taoco | Tauco | |
Taoge | Tauge | |
Tapai | Tape | |
Taplak | Tapelak | |
Tarif | Tarip | |
Tarkhim | Tarkim | |
Tata niaga | Tataniaga | |
Tawakal | Tawakkal | |
Teater | Theater | |
Tekad | Tekat | |
Teknik | Tehnik | |
Teknologi | Tekhnologi | |
Teladan | Tauladan | |
Telanjur | Terlanjur | |
Telantar | Terlantar | |
Telentang | Terlentang | |
Telepon | Telpon | |
Telur | Telor | |
Tenteram | Tentram | |
Teoretis | Teoritis | |
Tepercaya | Terpercaya | |
Terampil | Trampil | |
Terima kasih | Terimakasih | |
Tes | Test | |
Tesis | Thesis | |
Tetapi | Tapi | |
Tidak | Nggak | |
Tiket | Ticket | |
Tip | Tips | |
Tipe | Type | |
Tobat | Taubat | |
Tokek | Tekek | |
Toleransi | Tolerir | |
Torpedo | Terpedo | |
Tradisional | Tradisionil | |
Transpor | Transport | |
Tur | Tour | |
Turis | Touris | |
Turnamen | Tournament | |
U | Ubah | Rubah |
Ujian ulang | Ujian ulangan | |
Ukulele | Okulele | |
Ultramodern | Ultra modern | |
Unta | Onta | |
Urine | Urin | |
Utang | Hutang | |
V | Vak | Fak |
Vaksinasi | Faksinasi | |
Vakum | Fakum | |
Valid | Falid | |
Vampir | Vampire | |
Vanili | Pannili | |
Variasi | Vareasi | |
Varietas | Varitas | |
Vas | Fas | |
Vegetaris | Vegetarian | |
Verifikasi | Veripikasi | |
Vermak | Vermaks | |
Video | Vidio | |
Vila | Villa | |
Vinyet | Vignet | |
Volume | Volum | |
W | Wiraswasta | Wirausaha |
Y | Yogyakarta | Jogjakarta |
Yudikatif | Judikatif | |
Yudisial | Judisial | |
Yurisdiksi | Jurisdiksi | |
Z | Zaman | Jaman |
Zamzam | Zam-zam | |
Zhuhur | Dzuhur | |
Zigot | Zigote | |
Zig-zag | Zigzag | |
Ziter | Sitar | |
Zona | Zone |
Penutup
Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, dan fungsi kata baku dan tidak baku, kita dapat lebih bijak dalam memilih kata yang tepat sesuai dengan konteks. Meskipun kata tidak baku lebih fleksibel dan sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, penting untuk mengetahui kapan harus menggunakan kata baku untuk menjaga kejelasan dan profesionalisme dalam komunikasi formal.