Pengertian Hikayat: Ciri-Ciri, Struktur, Jenis & Contohnya

Pernah dengar istilah hikayat? Hikayat itu salah satu karya sastra lama yang berasal dari tradisi Melayu. Ciri khasnya, hikayat biasanya berbentuk prosa yang penuh dengan cerita tentang kehidupan masa lalu, silsilah kerajaan, undang-undang, bahkan legenda yang sarat dengan nilai-nilai moral dan agama.

Meskipun terkesan kuno dan agak berat, hikayat ini sebenarnya punya banyak pelajaran berharga lho, buat kita. Selain bisa memperluas pengetahuan soal kebudayaan lama, hikayat juga bisa membuka wawasan kita tentang bagaimana kehidupan di masa lampau, dengan segala tantangan, intrik, hingga petualangan yang mengasyikkan.

Apa itu Hikayat?

Nah sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu tahu dulu nih apa sih pengertian hikayat itu. Hikayat ini adalah salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa, asalnya dari tradisi Melayu.

Di dalamnya, terkandung berbagai macam cerita, mulai dari kisah kehidupan, silsilah keluarga kerajaan, hingga cerita-cerita tentang kepahlawanan yang penuh dengan keajaiban.

Uniknya, hikayat sering kali menggunakan bahasa lama yang mungkin terasa sedikit aneh di telinga kita sekarang. Tapi justru di situlah letak keindahannya.

Dengan bahasa yang arkais dan penuh dengan ungkapan-ungkapan khas Melayu, hikayat mampu membawa kita terbang jauh ke masa lampau, membayangkan kehidupan kerajaan, petualangan heroik, dan keajaiban yang seakan-akan mustahil terjadi di dunia nyata.

Tujuan Hikayat

Hikayat punya tujuan dalam setiap pembuatannya lho. Tujuannya nggak cuma sekedar buat hiburan, tapi juga ada fungsi lain yang bermanfaat, terutama di zamannya dulu ya.

1. Sebagai Pelipur Lara

Di masa lalu, hiburan nggak semudah sekarang, yang tinggal buka Netflix atau scroll di media sosial. Hikayat berfungsi sebagai cerita penghibur atau pelipur lara buat orang-orang di zaman dulu.

Dengan mendengarkan kisah-kisah penuh petualangan dan keajaiban, rasa sedih atau galau bisa sedikit terobati.

2. Membangkitkan Semangat Juang

Nggak hanya sekedar hiburan, hikayat juga kerap digunakan untuk membangkitkan semangat juang, terutama di masa-masa sulit seperti perang atau penjajahan.

Dengan mendengarkan cerita kepahlawanan yang penuh dengan perjuangan, orang-orang jadi termotivasi untuk tetap semangat dan tidak menyerah.

3. Meramaikan Pesta

Bayangkan, di acara-acara besar seperti pesta atau upacara kerajaan, cerita-cerita hikayat kerap diceritakan untuk menambah kegembiraan dan meramaikan suasana.

Cerita-cerita yang disampaikan biasanya penuh warna, dengan intrik kerajaan, aksi heroik, dan kisah cinta yang dramatis.

4. Mendokumentasikan Silsilah Kerajaan

Beberapa hikayat sengaja ditulis untuk mendokumentasikan silsilah keluarga kerajaan. Mendokumentasikan silsilah adalah hal yang penting di masa lalu, karena dengan silsilah yang jelas, garis keturunan raja dan bangsawan bisa terjaga dengan baik.

5. Menciptakan Rasa Takut

Percaya atau nggak, ada juga hikayat yang sengaja ditulis atas perintah raja, dengan tujuan membuat musuh-musuh kerajaan merasa takut.

Cerita-cerita penuh keajaiban dan kekuatan supranatural dari tokoh-tokoh dalam hikayat bisa membuat musuh gentar hanya dengan mendengar kisahnya.

Struktur Hikayat

Setiap cerita punya struktur, begitupun dengan hikayat, berikut adalah struktur yang biasanya ada dalam sebuah hikayat..

  1. Abstraksi
    Bagian ini adalah gambaran singkat tentang kisah yang akan diceritakan. Abstraksi biasanya ada di awal cerita dan memberikan gambaran umum tentang tema utama.
  2. Orientasi
    Di bagian ini, pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh utama, latar belakang tempat dan waktu, serta situasi awal yang menjadi pembuka cerita.
    Orientasi ini penting buat membangun suasana sebelum masuk ke konflik utama.
  3. Komplikasi
    Nah, ini bagian yang paling seru! Di sini, konflik atau permasalahan mulai muncul dan tokoh-tokoh utama mulai menghadapi berbagai rintangan.
    Komplikasi adalah inti dari cerita yang sering kali membuat kita penasaran tentang bagaimana tokoh akan menyelesaikan masalahnya.
  4. Resolusi
    Setelah melalui berbagai konflik, akhirnya cerita sampai pada resolusi atau penyelesaian masalah.
    Di bagian ini, konflik utama sudah terselesaikan, baik dengan cara bahagia, sedih, atau bahkan tragis.
  5. Koda
    Bagian terakhir ini biasanya berisi pesan moral atau amanat yang bisa diambil dari cerita. Koda menutup cerita dengan memberikan refleksi atau pelajaran bagi pembaca.

Ciri-Ciri Hikayat

Supaya kamu makin paham, ada beberapa hal yang bisa jadi patokan untuk mengenali sebuah cerita sebagai hikayat. Meskipun ceritanya mungkin terdengar seru dan penuh aksi, tapi hikayat punya ciri khas yang bikin beda dari karya sastra lainnya.

1. Kemustahilan

Ciri utama hikayat adalah adanya kemustahilan atau hal-hal yang nggak masuk akal. Biasanya dalam cerita hikayat, kamu akan menemukan kejadian-kejadian yang di luar logika.

Misalnya, ada tokoh yang bisa terbang, berubah wujud, atau memiliki kekuatan yang nggak mungkin dimiliki manusia biasa. Kadang cerita-cerita ini memang terasa seperti dongeng, tapi justru di situlah letak daya tariknya.

2. Anonim

Uniknya, banyak hikayat yang tidak jelas siapa pengarang atau penciptanya. Yup, anonim alias nama penulisnya nggak tercatat.

Jadi, kebanyakan hikayat ini disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi, sampai akhirnya ditulis. Karena anonim, kadang-kadang cerita hikayat bisa memiliki banyak versi yang berbeda, tergantung siapa yang menceritakannya.

3. Kesaktian

Kalau ngomongin hikayat, pasti nggak jauh dari tokoh-tokoh yang memiliki kesaktian. Biasanya, karakter utama dalam hikayat adalah orang-orang yang punya kekuatan luar biasa, entah itu dalam bentuk fisik, ilmu gaib, atau bantuan dari makhluk supranatural.

Mereka bisa melakukan hal-hal ajaib yang bikin kita terpesona, seperti melawan musuh dengan kekuatan yang tak terbatas atau mengalahkan raja jahat dengan sihir.

4. Istanasentris

Kebanyakan cerita dalam hikayat berpusat di lingkungan kerajaan atau bangsawan, alias istanasentris. Jadi, jangan heran kalau latar belakang ceritanya sering kali berada di istana atau menceritakan kehidupan para raja, pangeran, dan putri.

Hubungan antara kerajaan dengan rakyat, intrik politik, sampai kisah cinta bangsawan jadi tema yang sering muncul.

5. Arkais

Hikayat menggunakan bahasa yang agak arkais, alias bahasa lama yang mungkin terasa asing buat kita sekarang. Kata-katanya terkesan kuno dan nggak biasa, tapi inilah yang bikin hikayat punya nuansa klasik dan kaya akan nilai budaya masa lalu.

6. Statis

Dalam hikayat, ada kesan statis, artinya ceritanya cenderung tidak mengalami banyak perubahan dari satu versi ke versi lainnya, atau dari satu cerita ke cerita lain yang sejenis.

Misalnya, kisah-kisah pahlawan dalam hikayat sering kali memiliki pola cerita yang mirip, mulai dari latar kerajaan hingga konflik yang harus dihadapi.

7. Edukatif

Meskipun penuh dengan fantasi dan keajaiban, hikayat tetap memiliki nilai edukatif. Ada pesan moral atau amanat yang bisa kita ambil dari ceritanya.

Misalnya, bagaimana pentingnya menjaga kesetiaan, keberanian, atau kejujuran. Jadi, di balik kemustahilan yang ada, selalu ada pesan yang bisa jadi pelajaran hidup.

Nilai-Nilai dalam Hikayat

Nah, dari sekian banyak cerita dalam hikayat, ternyata ada nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya lho, berikut diantaranya..

  1. Nilai Moral
    Hikayat sering kali mengandung ajaran tentang akhlak atau budi pekerti. Ceritanya mungkin terdengar fantasi, tapi ada pesan moral tentang kebaikan dan keburukan yang bisa kita petik di akhir cerita.
  2. Nilai Agama
    Karena banyak hikayat berlatar belakang agama, terutama Islam dan Hindu, jadi nggak heran kalau nilai agama juga sering diselipkan dalam cerita.
    Bisa berupa kepercayaan tokoh-tokohnya kepada Tuhan, atau kisah-kisah yang melibatkan kuasa Tuhan dalam membantu atau menghukum seseorang.
  3. Nilai Sosial
    Hubungan antar manusia dalam hikayat mencerminkan bagaimana relasi sosial di masa itu. Ada nilai-nilai tentang kerjasama, pengorbanan, dan persaudaraan yang sangat kental, terutama dalam menghadapi musuh bersama.
  4. Nilai Budaya
    Sebagai karya sastra lama, hikayat tentu sarat dengan nilai-nilai budaya. Adat istiadat, kebiasaan, hingga pandangan hidup masyarakat masa lalu tergambar jelas dalam cerita-ceritanya.
    Membaca hikayat, kita bisa belajar tentang budaya di berbagai wilayah, baik di Melayu, India, hingga Arab.

Jenis-Jenis Hikayat

Hikayat ini ternyata nggak cuma satu jenis aja, lho. Ada beberapa macam hikayat yang bisa dibedakan berdasarkan aspek historis dan aspek isi, berikut penjelasannya masing-masing..

A. Aspek Historis

Dari segi aspek historis, hikayat dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usul budaya atau pengaruh sejarah di balik cerita tersebut.

1. Melayu

Hikayat dari Melayu umumnya kental dengan unsur agama Islam. Cerita-cerita dari Melayu sering menggambarkan kehidupan para pahlawan atau raja-raja yang memiliki kekuatan supranatural dan didukung oleh keimanan mereka kepada Tuhan.

Beberapa contoh hikayat Melayu yang terkenal adalah “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Indera Bangsawan” dan “Hikayat Malim Demam”. Di dalam cerita-cerita ini, kita bisa melihat bagaimana agama dan budaya Melayu saling berpadu.

2. India

Selain pengaruh Islam, hikayat juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India, terutama dengan unsur agama Hindu. Cerita-cerita ini biasanya bercerita tentang dewa-dewa, pahlawan yang memiliki hubungan dengan mitologi Hindu, dan peristiwa-peristiwa besar yang sarat dengan ajaran agama.

Contoh hikayat dari India yang terkenal adalah “Hikayat Pandawa Lima”, “Hikayat Perang Pandawa” dan “Hikayat Bayan Budiman”.

3. Arab-Persia

Hikayat dengan pengaruh Arab dan Persia sering kali mengangkat tema-tema keislaman yang lebih kental. Cerita-cerita dalam hikayat ini juga sarat dengan nilai-nilai agama Islam dan sering kali diwarnai dengan kisah-kisah perjuangan, keajaiban, serta kebijaksanaan.

Contohnya seperti “Hikayat 1001 Malam”, “Hikayat Bachtiar” dan “Hikayat Amir Hamzah”.

4. Jawa

Nah, di Jawa sendiri, ternyata hikayat juga punya tempat yang cukup spesial. Hikayat dari Jawa biasanya punya kemiripan dengan hikayat dari India atau Arab karena budaya Jawa memang banyak dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu.

Contoh hikayat Jawa yang terkenal antara lain “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat Cekel Weneng Pati” dan “Hikayat Indera Jaya”. Cerita-ceritanya penuh dengan intrik kerajaan dan petualangan seru.

B. Aspek Isi

Selain aspek historis, hikayat juga bisa dibedakan berdasarkan aspek isi atau tema yang diangkat dalam ceritanya.

1. Sejarah

Seperti namanya, hikayat sejarah bercerita tentang peristiwa atau tokoh bersejarah. Biasanya, cerita ini memadukan fakta sejarah dengan unsur-unsur fiksi dan keajaiban.

Contohnya, hikayat yang bercerita tentang pahlawan atau raja yang berjuang melawan penjajah atau musuh kerajaan.

2. Biografi

Ada juga hikayat yang berfokus pada kehidupan seorang tokoh tertentu. Hikayat biografi ini sering kali mengangkat kisah hidup seorang pahlawan atau tokoh penting, dari masa kecil hingga perjuangan dan kesuksesannya.

Tentunya, cerita ini dibumbui dengan elemen-elemen fantastis yang khas dalam hikayat.

3. Agama

Hikayat agama biasanya mengangkat cerita-cerita yang berhubungan dengan ajaran agama, baik Islam maupun Hindu. Cerita-cerita ini sering kali mengandung pesan moral yang kuat dan memperlihatkan kekuatan iman serta kebaikan melawan kejahatan.

4. Peristiwa

Ada juga hikayat yang bercerita tentang suatu peristiwa besar, baik peristiwa alam maupun peristiwa sosial yang berdampak luas. Misalnya, hikayat yang menceritakan tentang perang, bencana alam, atau perubahan besar dalam suatu kerajaan.

5. Cerita

Hikayat yang berfokus pada cerita fiksi atau imajinasi biasanya lebih menekankan pada petualangan, kisah cinta, atau kejadian-kejadian fantastis yang penuh dengan keajaiban.

Bentuk-Bentuk Hikayat

1. Cerita Rakyat

Bentuk hikayat ini sering kali berupa cerita rakyat yang digambarkan dengan gaya yang jenaka atau humoris. Meskipun penuh dengan keajaiban dan kisah-kisah yang luar biasa, hikayat dalam bentuk cerita rakyat tetap bisa menghibur dengan elemen komedi di dalamnya.

2. Roman

Hikayat juga bisa berbentuk roman, yaitu cerita yang berfokus pada kisah cinta dan hubungan antar tokoh. Biasanya, kisah cinta dalam hikayat ini dibalut dengan konflik, drama, dan tantangan yang harus dihadapi oleh para tokohnya.

3. Epos

Kalau kamu suka cerita kepahlawanan, bentuk hikayat epos ini pasti menarik. Epos biasanya bercerita tentang kepahlawanan seseorang, baik itu dalam perang maupun dalam melawan musuh-musuh yang kuat.

Tokoh utama biasanya digambarkan sebagai pahlawan yang gagah berani dan memiliki kekuatan luar biasa.

4. Tambeh

Ada juga hikayat yang disebut tambeh, yaitu cerita yang berisi pedoman hidup atau nasehat yang disampaikan melalui kisah-kisah bijak. Tambeh sering kali berfungsi sebagai panduan moral atau etika dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Hikayat

Cerita Hikayat Abu Nawas dan Pohon Anggur

Cerita Hikayat Abu Nawas dan Ikan Ajaib

Penutup

Hikayat merupakan bagian dari warisan sastra lama yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyimpan nilai-nilai moral, agama, sosial, dan budaya yang penting. Mempelajari hikayat dapat memberikan wawasan mengenai kehidupan dan pandangan dunia masyarakat pada masa lampau.