Dalam keseharian, kita sering kali menggunakan bahasa yang tidak hanya fungsional, tetapi dengan makna-makna terselubung. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan majas atau gaya bahasa.
Majas memberikan kesan kreatif dan indah pada kalimat-kalimat yang kita ucapkan atau tuliskan, membuat pesan yang kita sampaikan menjadi lebih menarik dan penuh makna. Salah satu majas yang sering kita jumpai, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam karya sastra, adalah majas metonimia.
Nah dikesempatan kali ini admin akan memberikan penjelasan tentang majas metonimia serta penggunaannya dalam berbagai konteks. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu dapat memahami lebih jauh mengenai majas metonimia dan mulai menggunakannya dalam percakapan atau tulisan sehari-hari untuk memperkaya bahasa yang kamu gunakan.
Pengertian Majas Metonimia
Majas metonimia adalah sebuah gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal dengan memakai kata lain yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan hal yang dimaksud, dan sudah disepakati atau diakui oleh masyarakat luas.
Dalam penggunaannya, kita tidak menyebut langsung benda atau hal yang kita maksud, tetapi menggunakan istilah atau nama lain yang erat kaitannya dengan hal tersebut. Ini membuat komunikasi menjadi lebih singkat dan jelas karena orang sudah mengerti apa yang kita maksud tanpa perlu penjelasan lebih lanjut.
Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan “minum Aqua,” kita semua tahu bahwa yang dimaksud adalah minum air mineral, bukan secara spesifik hanya merek Aqua. Ini karena nama merek tersebut sudah melekat erat dengan produk yang diwakilinya, sehingga kita bisa menggunakan kata tersebut sebagai pengganti untuk menyebut air mineral secara umum.
Hal serupa terjadi ketika kita mengatakan “membeli Honda,” yang merujuk pada sepeda motor, meskipun mungkin merek lain yang dimaksud.
Inti dari majas metonimia adalah penggunaan kata yang sudah memiliki hubungan erat dengan hal yang dimaksud. Hubungan ini bisa berupa nama merek, ciri khas, atau hal lain yang secara otomatis terasosiasi dengan benda atau konsep tertentu.
Hubungan tersebut sudah disepakati atau diakui dalam masyarakat, sehingga kita bisa menggunakannya sebagai pengganti dari benda atau hal yang sebenarnya.
Majas ini sangat fleksibel dan bisa berubah seiring dengan perkembangan zaman. Apa yang dulu populer mungkin sekarang sudah tergantikan oleh sesuatu yang lebih baru.
Misalnya, pada zaman dahulu, orang mungkin akan mengatakan “mengabadikan momen dengan Kodak,” tetapi kini mereka mungkin lebih sering menggunakan istilah “mengambil gambar dengan smartphone” karena teknologi dan merek yang lebih baru sudah menggantikan yang lama.
Majas metonimia beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya ini, membuatnya tetap relevan di setiap era.
Ciri-Ciri Majas Metonimia
Untuk memahami ciri dari majas ini, kamu simak ciri-cirinya dibawah ini ya..
1. Menggambarkan Sesuatu dengan Menggunakan Nama Merek atau Istilah yang Sudah Terkenal
Salah satu ciri utama dari majas metonimia adalah penggunaan nama merek atau istilah yang sudah dikenal luas di masyarakat. Majas ini menggunakan nama benda atau merek tertentu untuk menggambarkan benda lain yang memiliki kaitan erat dengannya.
Contoh yang paling sering kita dengar adalah penggunaan nama merek seperti “Aqua” untuk menggantikan air mineral, atau “Honda” untuk merujuk pada sepeda motor. Hubungan antara nama merek dengan produk yang dimaksud sudah sangat kuat, sehingga orang bisa langsung memahami maksudnya.
2. Menggantikan Kata dengan Sesuatu yang Lebih Familiar
Majas metonimia juga memiliki ciri khas dalam menggantikan kata asli dengan sesuatu yang lebih familiar atau dikenal oleh banyak orang. Misalnya, kita bisa saja menyebut “minum Teh Botol” meskipun mungkin yang kita minum bukan merek itu, melainkan teh dalam botol dari merek lain.
Dengan menggunakan nama yang sudah populer, komunikasi menjadi lebih sederhana dan efisien.
3. Menunjukkan Hubungan Erat Antara Kata dan Konsep
Ciri lain dari majas metonimia adalah adanya hubungan yang erat antara kata yang digunakan dengan konsep atau benda yang dimaksud. Hubungan ini bisa berupa hubungan produk dan merek, seperti pada contoh “Rinso” yang menggantikan kata “detergen”, atau hubungan antara istilah tertentu dengan hal yang lebih umum.
Dengan demikian, majas metonimia sangat bergantung pada pemahaman sosial dan budaya yang ada di masyarakat.
4. Fleksibilitas dan Daya Adaptasi
Majas metonimia bersifat fleksibel dan bisa beradaptasi seiring waktu. Merek atau istilah yang digunakan dalam majas ini dapat berubah mengikuti perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat.
Misalnya, di masa lalu mungkin orang lebih sering mengatakan “mengabadikan momen dengan Kodak,” tetapi sekarang lebih sering kita mendengar “ambil foto dengan iPhone”. Perubahan ini mencerminkan bagaimana majas metonimia tetap relevan dan dinamis sesuai dengan konteks zaman.
Contoh Majas Metonimia
Penggunaan majas metonimia sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan santai maupun tulisan formal. Berikut beberapa contoh yang menggambarkan bagaimana majas metonimia digunakan dalam berbagai situasi.
“Aku ingin membeli Indomie untuk makan malam.”
Dalam kalimat ini, “Indomie” digunakan untuk menggantikan kata mi instan secara umum. Meskipun mungkin yang dimaksud adalah merek lain, nama “Indomie” sudah sangat melekat dengan produk mi instan sehingga kita langsung mengerti maksudnya.
“Setelah bekerja seharian, aku butuh minuman segar seperti Coca-Cola.”
Di sini, “Coca-Cola” digunakan untuk menggantikan minuman bersoda. Merek ini sangat dikenal sehingga seringkali digunakan untuk menggambarkan semua jenis minuman soda, meskipun mereknya mungkin berbeda.
“Apakah kamu punya Panadol? Aku sedang sakit kepala.”
Dalam contoh ini, “Panadol” digunakan untuk merujuk pada obat pereda nyeri, meskipun bisa saja obat yang dimaksud bukanlah Panadol. Namun, karena merek tersebut begitu terkenal, orang langsung mengasosiasikannya dengan semua jenis obat serupa.
“Mari kita naik Grab untuk pulang.”
Contoh ini menunjukkan bagaimana “Grab” menjadi istilah yang umum digunakan untuk layanan transportasi berbasis aplikasi, meskipun mungkin yang digunakan adalah layanan dari aplikasi lain seperti Gojek. Hubungan antara Grab dan layanan transportasi online begitu erat sehingga kata ini menjadi pengganti istilah umum.
“Dia sering memakai Nikon untuk mengambil gambar pemandangan.”
Dalam kalimat ini, “Nikon” digunakan untuk menggantikan kata kamera, khususnya kamera profesional. Merek ini sudah sangat dikenal sebagai produsen kamera, sehingga penggunaannya dalam kalimat ini menggambarkan majas metonimia yang kuat.
Penutup
Majas metonimia adalah salah satu cara yang kreatif dalam berkomunikasi, yang memberikan warna dalam penggunaan bahasa sehari-hari maupun karya sastra. Penggunaan majas ini membantu memperkaya kosa kata serta memberikan efisiensi dalam penyampaian pesan.
Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, dan contoh-contoh majas metonimia, kita bisa lebih bijak dalam menggunakannya di berbagai situasi komunikasi. Mungkin sampai disini saja yang bisa admin sampaikan tentang majas, jumpa lagi di artikel berikutnya ya guys!