Pengertian Teks Diskusi: Tujuan, Ciri, Struktur & Contohnya

Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang sering ditemukan dalam berbagai forum atau pertemuan formal maupun informal. Di kelas 9, teks diskusi menjadi salah satu pembahasan di pelajaran bahasa Indonesia dan penting untuk dipahami bagaimana cara menyajikan opini secara terstruktur dan seimbang.

Teks diskusi bertujuan untuk memfasilitasi berbagai sudut pandang terhadap suatu isu atau permasalahan, baik dari sisi yang mendukung maupun menentang. Nah dikesempatan kali ini, admin akan berbagi informasi tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, struktur, dan contoh teks diskusi.

Pengertian Teks Diskusi

Sebelum kita masuk lebih dalam, yuk kita bahas dulu apa sih sebenarnya teks diskusi itu? Jadi, teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang menyajikan pendapat atau opini yang berbeda-beda mengenai suatu topik.

Topik ini bisa bermacam-macam, dari hal-hal ringan seperti tren fashion terbaru, sampai isu-isu berat kayak perubahan iklim. Yang jelas, dalam teks diskusi ini, kamu nggak cuma menyajikan satu sudut pandang aja, tapi juga sudut pandang yang berlawanan.

Tujuan utama dari teks diskusi ini adalah untuk memberikan informasi yang seimbang kepada pembaca. Artinya, baik sudut pandang yang pro (mendukung) maupun kontra (menentang) harus diungkapkan dengan jelas dan adil.

Akhirnya, pembaca bisa menilai sendiri dan mengambil kesimpulan dari informasi yang sudah disajikan. Ini nih yang bikin teks diskusi jadi penting banget, terutama buat kita yang sering menghadapi situasi di mana ada banyak pandangan berbeda tentang satu isu.

Dengan teks diskusi, kita jadi bisa melihat berbagai perspektif tanpa harus langsung mengambil kesimpulan sepihak.

Tujuan Teks Diskusi

Nah, setelah tahu pengertiannya, sekarang kita bahas tujuan dari teks diskusi. Sebenernya, tujuan utamanya adalah untuk memberikan ruang bagi perbedaan pendapat.

Jadi, teks diskusi nggak cuma ngasih informasi yang berpihak ke satu sisi aja, tapi lebih ke arah membuka ruang buat argumen-argumen dari dua sisi yang berlawanan. Intinya, kita diajak untuk melihat isu dari berbagai sudut pandang.

Selain itu, teks diskusi juga punya tujuan buat melatih kita berpikir kritis. Dengan adanya argumen pro dan kontra, kita jadi bisa belajar untuk nggak langsung setuju atau nggak setuju dengan satu pendapat tanpa pertimbangan.

Melalui teks diskusi, kita dilatih buat mendengarkan kedua belah pihak, memahami alasan di balik setiap pendapat, dan akhirnya bisa menarik kesimpulan yang lebih matang. Jadi, teks diskusi ini bisa dibilang cocok banget buat kamu yang pengen belajar berpikir lebih terbuka dan analitis.

Ciri-Ciri Teks Diskusi

Kalau kita mau mengenali teks diskusi, ada beberapa ciri-ciri yang bisa kamu lihat. Pertama, teks diskusi pasti punya masalah atau topik utama yang jadi bahan perdebatan.

Biasanya, topik ini adalah sesuatu yang kontroversial atau setidaknya punya dua sisi pandangan yang kuat. Misalnya, apakah sekolah harus online atau tatap muka? Nah, topik kayak gini biasanya bikin orang punya pendapat berbeda-beda, kan?

Kedua, dalam teks diskusi selalu ada argumen pro dan kontra. Ini yang bikin teks diskusi beda dari teks lain. Jadi, di sini kita nggak cuma ngasih satu pendapat aja, tapi juga pendapat yang bertentangan.

Misalnya, kalau ada yang bilang sekolah online lebih efektif, pasti juga ada yang berpendapat kalau tatap muka lebih baik. Kedua argumen ini disajikan secara seimbang supaya pembaca bisa melihat dua sisi dari satu masalah.

Ketiga, teks diskusi selalu diakhiri dengan kesimpulan atau resolusi. Setelah menyajikan argumen pro dan kontra, penulis biasanya akan memberikan semacam kesimpulan atau saran yang mengarah ke solusi.

Tapi, yang perlu dicatat, teks diskusi nggak memihak, lho. Jadi, meskipun ada kesimpulan, kesimpulan itu lebih ke arah memberikan solusi yang adil tanpa memihak satu sisi aja.

Struktur Teks Diskusi

Sekarang, kita bahas soal struktur teks diskusi. Nah, teks ini sebenernya punya struktur yang jelas dan teratur, supaya pembaca nggak bingung pas lagi membaca argumen yang disajikan.

1. Pendahuluan (Isu)

Di bagian awal ini, penulis biasanya akan memperkenalkan topik atau isu yang akan dibahas. Jadi, di sini kita dikasih gambaran umum tentang masalah yang akan diangkat.

Biasanya, pendahuluan ini juga berisi latar belakang kenapa topik ini penting buat dibahas, serta apa aja sudut pandang yang bakal muncul dalam diskusi.

2. Isi (Rangkaian Argumen)

Nah, masuk ke bagian isi, di sinilah argumen pro dan kontra disajikan. Argumen ini biasanya diuraikan dengan jelas, dengan masing-masing pihak menyajikan alasan dan bukti yang mendukung pendapat mereka.

Argumen pro akan memberikan sudut pandang yang mendukung isu, sedangkan argumen kontra akan memberikan pandangan yang bertentangan. Jadi, di bagian ini kita akan melihat bagaimana dua sisi yang berlawanan saling menyampaikan pendapatnya.

3. Kesimpulan atau Resolusi

Setelah semua argumen dipaparkan, teks diskusi akan diakhiri dengan kesimpulan. Tapi, ingat, kesimpulan ini nggak langsung memihak ke salah satu argumen.

Sebaliknya, penulis biasanya akan menyimpulkan dengan memberikan evaluasi yang seimbang terhadap kedua argumen. Selain itu, bisa juga ada rekomendasi solusi atau jalan tengah yang diusulkan, tapi tetap harus adil dan tidak memihak.

Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi

Sekarang kita masuk ke bagian kaidah kebahasaan dalam teks diskusi. Jadi, selain isi argumennya yang penting, cara penyampaian atau bahasa yang digunakan dalam teks diskusi juga punya aturan tersendiri.

Yuk, kita bedah satu per satu!

1. Konjungsi Pertentangan

Dalam teks diskusi, kita sering banget ketemu sama konjungsi pertentangan. Nah, konjungsi ini berfungsi buat menunjukkan adanya perbedaan atau pertentangan antara dua pendapat. Contohnya kata-kata seperti “tetapi”, “sedangkan” atau “melainkan”.

Misalnya, “Sekolah online efektif dalam meningkatkan akses pendidikan, tetapi kurang optimal dalam hal interaksi langsung antara guru dan murid”. Di sini, kata “tetapi” menunjukkan bahwa ada dua pendapat berbeda yang perlu dipertimbangkan.

2. Konjungsi Perbandingan

Selain konjungsi pertentangan, ada juga konjungsi perbandingan. Konjungsi ini dipakai buat membandingkan dua hal yang berbeda. Misalnya, kata “lebih … daripada …”.

Contohnya, “Belajar tatap muka dianggap lebih efektif daripada belajar daring karena memungkinkan interaksi langsung”. Jadi, dengan konjungsi ini, kita bisa melihat perbandingan mana yang lebih unggul atau lebih baik.

3. Bahasa Persuasif

Nah, selain konjungsi-konjungsi tadi, teks diskusi juga sering banget menggunakan bahasa persuasif. Bahasa ini dipakai buat meyakinkan pembaca agar setuju atau minimal mempertimbangkan argumen yang disajikan.

Bahasa persuasif ini biasanya diisi dengan kata-kata yang mengajak, misalnya “sebaiknya”, “seharusnya” atau “paling tepat”. Tujuannya adalah supaya argumen yang disampaikan bisa diterima secara logis oleh pembaca.

4. Kata Rujukan

Dalam teks diskusi, kita juga sering nemuin kata rujukan. Ini penting banget buat menjaga alur tulisan dan menghindari pengulangan kata yang sama. Contohnya kata “ini”, “tersebut”, “dia” atau “mereka”.

Misalnya, “Pendapat ini didukung oleh data riset yang menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran.” kata “ini” di sini merujuk pada argumen sebelumnya tanpa harus diulang-ulang.

5. Penggunaan Modalitas

Modalitas adalah kata-kata yang menunjukkan tingkat kepastian atau kemungkinan dalam argumen. Contohnya, kata-kata seperti “mungkin”, “bisa jadi”, “harus” atau “seharusnya”.

Modalitas ini penting untuk menunjukkan sikap penulis terhadap argumen yang disampaikan, apakah itu sifatnya pasti atau hanya sebatas kemungkinan.

Jenis-Jenis Teks Diskusi

Meskipun secara umum teks diskusi punya format yang mirip, ternyata ada beberapa jenis diskusi yang biasanya digunakan di berbagai situasi.

Berikut diantaranya..

  1. Seminar
    Seminar adalah bentuk diskusi yang formal dan biasanya melibatkan pembicara ahli atau narasumber yang menyampaikan pendapatnya mengenai topik tertentu. Di sini, diskusinya lebih banyak berupa presentasi dari narasumber, sementara peserta bisa mengajukan pertanyaan atau menanggapi pendapat dari narasumber.
  2. Diskusi Panel
    Kalau diskusi panel biasanya melibatkan beberapa pembicara yang mewakili sudut pandang berbeda terhadap satu isu. Setiap pembicara akan menyampaikan pendapatnya, dan setelah itu, moderator akan membuka sesi tanya jawab atau diskusi lebih lanjut. Tujuannya adalah untuk melihat berbagai perspektif dari satu topik.
  3. Simposium
    Simposium mirip dengan seminar, tetapi biasanya terdiri dari beberapa pembicara yang menyampaikan pandangan secara singkat tentang satu topik yang sama. Setelah setiap pembicara selesai, ada sesi diskusi yang melibatkan peserta simposium.
  4. Lokakarya
    Lokakarya atau sering disebut juga dengan workshop, lebih ke arah kegiatan diskusi yang interaktif, di mana peserta diajak untuk terlibat aktif dalam diskusi atau praktik langsung. Lokakarya biasanya fokus pada penyelesaian masalah atau pelatihan dalam suatu bidang.
  5. Kongres
    Kongres adalah pertemuan formal besar yang biasanya diadakan oleh organisasi atau lembaga untuk membahas isu-isu penting. Di sini, diskusi dilakukan secara formal dan sering kali menghasilkan keputusan-keputusan penting untuk organisasi tersebut.
  6. Konferensi
    Konferensi adalah bentuk pertemuan yang diadakan untuk membahas satu topik tertentu, biasanya berskala besar dan melibatkan peserta dari berbagai latar belakang. Diskusi dalam konferensi bisa sangat formal dan terstruktur.
  7. Sarasehan
    Sarasehan adalah bentuk diskusi yang lebih santai dan informal. Biasanya diadakan dalam suasana yang lebih akrab dan sering kali bertujuan untuk bertukar pikiran tanpa tekanan formalitas.
  8. Muktamar
    Muktamar biasanya diadakan oleh organisasi atau komunitas besar untuk membahas isu-isu penting yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Diskusi dalam muktamar biasanya melibatkan banyak peserta dan menghasilkan rekomendasi atau keputusan.

Cara Menyusun Teks Diskusi

Nah, buat kamu yang penasaran gimana caranya menyusun teks diskusi yang baik, di sini aku bakal kasih langkah-langkahnya. Disimak baik-baik ya..

  1. Menentukan Topik
    Langkah pertama, tentu aja kamu harus menentukan topik yang bakal dibahas. Topik ini bisa apa aja, mulai dari isu sosial, pendidikan, politik, hingga hal-hal sehari-hari. Pastikan topik yang kamu pilih relevan dan menarik, serta punya dua sudut pandang yang berbeda (pro dan kontra) supaya diskusinya jadi seru!
  2. Mendata Argumen
    Setelah punya topik, langkah selanjutnya adalah mendata argumen yang mendukung (pro) dan yang menentang (kontra). Argumen ini harus jelas dan punya dasar yang kuat, baik dari fakta, data, maupun pendapat ahli. Semakin kuat argumennya, semakin menarik diskusinya.
  3. Mengumpulkan Informasi atau Data
    Nah, setelah mendata argumen, jangan lupa buat mengumpulkan informasi atau data yang mendukung argumenmu. Data ini bisa berupa hasil riset, survei, statistik, atau bahkan pengalaman pribadi yang relevan. Dengan data yang kuat, argumenmu akan lebih meyakinkan.
  4. Membuat Kerangka Berpikir
    Sebelum mulai menulis, ada baiknya kamu bikin kerangka berpikir dulu. Kerangka ini akan membantu kamu menyusun argumen secara logis dan terstruktur. Di sini, kamu bisa mulai menyusun urutan pendahuluan, argumen pro, argumen kontra, dan kesimpulan.
  5. Mengembangkan Kerangka
    Setelah kerangka berpikir jadi, sekarang saatnya buat mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf-paragraf yang lebih rinci. Di sini, kamu bisa mulai menulis secara lebih detail tentang setiap argumen yang kamu punya. Pastikan setiap argumen disajikan secara jelas dan mendalam.
  6. Menyunting atau Merevisi Teks Diskusi
    Setelah selesai menulis, jangan lupa buat menyunting atau merevisi teks diskusimu. Cek lagi apakah argumennya sudah jelas, apakah ada kesalahan tata bahasa, atau apakah alur diskusinya sudah logis dan mudah dipahami. Proses revisi ini penting banget biar teks diskusimu jadi lebih rapi dan enak dibaca.

Contoh Teks Diskusi

Penutup

Teks diskusi merupakan salah satu cara yang efektif untuk membahas suatu masalah dari berbagai perspektif. Dengan struktur dan ciri-ciri yang jelas, teks ini memungkinkan pembaca untuk memahami argumen yang berbeda dan menarik kesimpulan yang tepat.

Melalui teks diskusi, kita dapat belajar bagaimana menyusun argumen yang baik dan memahami pandangan yang beragam.