Pengertian Teks Persuasi: Tujuan, Ciri, Struktur & Contohnya

Teks persuasi adalah salah satu jenis teks yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar menerima atau mengikuti ide, pendapat, atau tindakan tertentu. Teks ini kamu pelajari ketika belajar Bahasa Indonesia di kelas 8.

Dapat memahami teks persuasi bisa dibilang penting agar kamu dapat mengembangkan kemampuan menulis dan berbicara secara persuasif. Kebetulan sekali karena kali ini admin sedang membahas pengertian dari teks persuasi ini.

Jadi, jika mungkin ada beberapa bagian yang belum kamu pahami, simak baik-baik ya..

Pengertian Teks Persuasi

Teks persuasi adalah salah satu bentuk komunikasi tulisan yang memiliki tujuan utama mempengaruhi pembaca untuk mengikuti pemikiran, sikap, atau tindakan tertentu yang diinginkan oleh penulis.

Bayangkan saja, ketika kamu membaca sebuah iklan yang mengajakmu untuk mencoba produk baru, atau sebuah artikel yang mendorongmu untuk peduli terhadap lingkungan, itulah contoh dari teks persuasi.

Secara sederhana, teks persuasi berfungsi untuk meyakinkan seseorang agar sepakat dengan apa yang kita sampaikan. Teks ini bisa menggunakan berbagai pendekatan, seperti logika, emosi, atau bahkan kedua-duanya.

Pada dasarnya, teks persuasi adalah seni untuk berbicara secara efektif melalui tulisan, membuat pembaca merasa bahwa ide yang disampaikan sangat masuk akal dan layak untuk diikuti.

Dalam kehidupan sehari-hari, teks persuasi sangat umum kita temui. Mulai dari iklan di media sosial, artikel blog yang mempromosikan produk tertentu, hingga kampanye sosial yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mendukung suatu isu.

Intinya, teks persuasi tidak hanya menginformasikan, tapi juga berusaha menggerakkan pembaca untuk bertindak sesuai dengan apa yang disarankan oleh penulis.

Tujuan Teks Persuasi

Berikut adalah beberapa tujuan utama dari teks persuasi..

1. Membangun kesadaran pembaca

Sering kali, teks persuasi bertujuan untuk membangkitkan kesadaran pembaca terhadap suatu isu atau topik tertentu yang dianggap penting.

Misalnya, dalam sebuah kampanye lingkungan, teks persuasi digunakan untuk memperkenalkan masalah polusi plastik dan bagaimana tindakan kecil dari masing-masing individu bisa membuat perbedaan besar.

2. Mengubah keyakinan, sikap, atau perilaku pembaca

Salah satu kekuatan terbesar dari teks persuasi adalah kemampuannya untuk mengubah pola pikir atau perilaku seseorang.

Mungkin sebelumnya seseorang tidak terlalu peduli tentang pola makan sehat, tetapi setelah membaca sebuah artikel yang ditulis dengan argumen yang kuat, dia bisa saja mulai mempertimbangkan untuk mengubah pola makanannya.

3. Membangun kredibilitas

Dalam banyak kasus, teks persuasi juga bertujuan untuk membangun kepercayaan antara penulis dan pembaca.

Misalnya, dalam promosi produk, penting bagi penulis untuk menampilkan dirinya atau merek yang diwakilinya sebagai pihak yang terpercaya dan ahli di bidang tersebut.

Dengan cara ini, pembaca akan lebih mungkin untuk mengikuti ajakan yang disampaikan.

Ciri-Ciri Teks Persuasi

Berikut adalah beberapa ciri yang sering ditemukan dalam teks persuasi..

  1. Berisi kalimat ajakan
    Salah satu ciri utama dari teks persuasi adalah adanya kalimat ajakan. Kalimat ajakan ini secara langsung mendorong pembaca untuk melakukan sesuatu.
  2. Menggunakan kata imperatif
    Dalam teks persuasi, kita sering menemukan kata-kata imperatif seperti “lakukan”, “hindari” atau “ikuti”. Kata-kata ini bertujuan untuk mempertegas ajakan atau dorongan yang disampaikan kepada pembaca.
  3. Mengandung konjungsi argumentatif
    Agar teks persuasi lebih meyakinkan, penulis sering menggunakan konjungsi argumentatif seperti “karena”, “sebab” dan “oleh karena itu”. Konjungsi-konjungsi ini membantu menghubungkan argumen-argumen yang disampaikan dengan cara yang logis dan mudah dipahami oleh pembaca.
  4. Didukung dengan data dan fakta
    Teks persuasi yang baik biasanya didukung oleh data dan fakta yang relevan. Misalnya, jika teks tersebut bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang pentingnya vaksinasi, maka penulis akan menyertakan data statistik mengenai efektivitas vaksin.

Struktur Teks Persuasi

Berikut adalah struktur dasar dari teks persuasi..

  1. Judul
    Judul teks persuasi harus menarik perhatian dan mencerminkan isi dari teks itu sendiri. Judul yang baik akan membuat pembaca penasaran dan tertarik untuk membaca lebih lanjut.
  2. Pengenalan isu
    Pada bagian ini, penulis memperkenalkan topik atau isu yang akan dibahas. Pengenalan ini biasanya berfungsi untuk memberi gambaran umum kepada pembaca mengenai apa yang akan dibicarakan dan mengapa isu tersebut penting.
  3. Rangkaian argumen
    Setelah isu diperkenalkan, penulis akan menyampaikan beberapa argumen yang mendukung pandangannya. Argumen ini harus disusun dengan baik dan disertai dengan bukti atau fakta yang relevan.
    Tujuannya adalah untuk membuat pembaca merasa bahwa pandangan yang disampaikan sangat logis dan masuk akal.
  4. Pernyataan ajakan
    Ini adalah inti dari teks persuasi, di mana penulis secara langsung mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu. Pernyataan ajakan ini harus disampaikan dengan tegas dan jelas, sehingga pembaca mengerti apa yang diharapkan dari mereka.
  5. Penegasan kembali
    Di akhir teks, penulis akan menegaskan kembali pesan utama yang ingin disampaikan, sering kali dengan menggunakan kata-kata yang lebih kuat atau emosional untuk memperkuat ajakan yang disampaikan sebelumnya.
    Penegasan kembali ini berfungsi untuk memastikan bahwa pembaca benar-benar memahami dan tergerak oleh pesan yang disampaikan.

Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

Untuk membuat sebuah teks persuasi yang benar-benar efektif, ada beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diikuti, diantaranya..

1. Menggunakan kata bujukan

Salah satu ciri utama dari teks persuasi adalah penggunaan kata-kata bujukan. Kata-kata seperti “ayo”, “mari”, “yuk” atau bahkan “cobalah” sering digunakan untuk membangun hubungan yang lebih akrab dengan pembaca.

Kata-kata ini tidak terasa memaksa, tapi memberikan kesan mengundang pembaca untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan yang disarankan.

2. Menggunakan kata kerja mental

Kata kerja mental sangat sering digunakan dalam teks persuasi karena fungsinya yang sangat penting. Kata-kata seperti “percaya”, “berpikir”, “merasa” dan “menganggap” membantu pembaca untuk membangun hubungan dengan gagasan yang disampaikan.

Misalnya, dalam teks yang bertujuan untuk mengajak orang berhemat, penulis bisa mengatakan, “Percayalah, dengan berhemat, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansialmu”.

3. Menggunakan kata kerja imperatif

Kata kerja imperatif adalah kata-kata perintah atau ajakan yang digunakan secara lebih tegas dalam teks persuasi. Contoh dari kata kerja imperatif adalah “lakukan”, “hindari”, “gunakan” atau “ikuti”.

Kata-kata ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada pembaca untuk segera bertindak. Mereka akan merasa bahwa apa yang diminta bukan hanya ide, tapi tindakan nyata yang harus dilakukan.

4. Menggunakan kata teknis

Pada teks persuasi yang menyangkut topik-topik spesifik, seperti kesehatan, teknologi, atau ekonomi, penggunaan kata teknis sangat diperlukan. Kata teknis ini menunjukkan bahwa penulis memahami topik yang sedang dibahas dan bisa dipercaya.

Misalnya, dalam teks persuasi tentang pentingnya vaksinasi, penulis akan menggunakan istilah seperti “imunitas”, “efikasi” atau “herd immunity” untuk menambah keakuratan informasi dan membuat argumen lebih kuat.

5. Menggunakan konjungsi argumentatif

Dalam teks persuasi, kita sering melihat penggunaan konjungsi argumentatif seperti “karena”, “maka”, “oleh sebab itu” dan “sehingga”. Konjungsi ini penting karena membantu menyusun aliran logis dari argumen yang disampaikan.

Misalnya, “Karena penggunaan plastik sekali pakai dapat merusak lingkungan, maka kita harus mulai beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan”. Dengan konjungsi seperti ini, pembaca bisa mengikuti alur pemikiran penulis dengan lebih mudah.

6. Menggunakan kata perujukan

Kata-kata perujukan seperti “menurut”, “berdasarkan” atau “merujuk pada” digunakan untuk mengutip sumber yang dipercaya. Dengan menambahkan referensi atau merujuk pada ahli di bidang tertentu, teks persuasi akan terasa lebih kredibel.

Pembaca akan lebih mungkin percaya pada argumen yang disampaikan jika mereka tahu bahwa informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Cara Membuat Teks Persuasi

Nah, selanjutnya adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat teks persuasi yang baik..

1. Pemilihan kata yang tepat

Pemilihan kata adalah kunci utama dalam teks persuasi. Kata-kata yang dipilih harus mampu menarik perhatian pembaca sekaligus membuat mereka merasa terhubung dengan apa yang disampaikan.

Pilih kata-kata yang memiliki daya tarik emosional dan mampu membuat pembaca merasa bahwa argumen yang disampaikan sangat relevan dengan mereka.

Misalnya, dalam sebuah kampanye sosial tentang perlindungan hewan, penggunaan kata-kata seperti “perlindungan”, “kepedulian” atau “penyelamatan” bisa membantu menciptakan emosi empati di benak pembaca.

2. Mengolah emosi dengan baik

Teks persuasi yang baik harus bisa mengolah emosi pembaca. Ini bukan berarti kita harus membuat teks yang melankolis atau dramatis, tetapi lebih kepada bagaimana kita bisa menghubungkan pesan dengan emosi pembaca.

Contohnya, jika kamu ingin mengajak pembaca untuk berdonasi bagi korban bencana, gunakan bahasa yang menyentuh hati dan membuat mereka merasa terpanggil untuk membantu.

3. Menyisipkan bukti atau fakta yang kuat

Argumen yang kuat selalu didukung oleh bukti atau fakta yang jelas. Misalnya, jika kamu ingin meyakinkan pembaca untuk memilih produk ramah lingkungan, sertakan data atau studi yang mendukung keunggulan produk tersebut.

Fakta yang disajikan akan membuat teks persuasi terasa lebih meyakinkan dan ilmiah.

Sebagai contoh, “Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas X, penggunaan kantong plastik dapat mengurangi kerusakan lingkungan hingga 70% dalam 10 tahun ke depan”. Kalimat ini akan memperkuat argumen karena didukung oleh sumber yang valid.

4. Pahami audiensmu

Teks persuasi yang baik selalu menyesuaikan bahasa dan gaya penulisan dengan audiens yang dituju. Jika kamu menulis untuk audiens yang lebih muda, kamu bisa menggunakan bahasa yang lebih santai dan ringan.

Sebaliknya, jika audiensmu adalah para profesional, pilih bahasa yang lebih formal dan teknis.

Memahami audiens akan membantu penulis untuk menyesuaikan nada dan gaya penulisan sehingga teks yang disampaikan bisa lebih mudah diterima oleh pembaca.

Jenis-Jenis Teks Persuasi

Ada berbagai jenis teks persuasi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tergantung dari tujuan dan konteks penulisannya. Berikut adalah beberapa jenis teks persuasi yang paling umum..

1. Teks Persuasi Pendidikan

Teks persuasi pendidikan biasanya digunakan untuk mendorong atau mengajak seseorang agar lebih peduli terhadap pentingnya pendidikan. Misalnya, artikel yang mengajak orang tua untuk mendukung pendidikan anak-anaknya atau ajakan kepada siswa untuk lebih serius belajar.

Teks ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Teks Persuasi Iklan

Jenis ini mungkin adalah teks persuasi yang paling sering kita temui, teks persuasi iklan digunakan untuk mempromosikan produk atau layanan tertentu. Dalam iklan, tujuannya jelas: membuat orang membeli atau menggunakan produk yang dipromosikan.

Teks ini biasanya menggunakan bahasa yang singkat, menarik, dan langsung ke tujuan. Misalnya, “Beli sekarang juga dan nikmati diskon 50%!”

3. Teks Persuasi Politik

Dalam dunia politik, teks persuasi sering digunakan untuk mempengaruhi pandangan politik masyarakat. Teks ini biasanya muncul dalam bentuk pidato, kampanye politik, atau artikel opini yang bertujuan untuk mendukung atau menentang kebijakan tertentu.

Teks persuasi politik harus disusun dengan logis, kuat dalam argumen, dan sering kali menyentuh aspek emosional masyarakat.

4. Teks Persuasi Propaganda

Teks persuasi jenis ini digunakan untuk menyebarkan ideologi atau pandangan tertentu kepada masyarakat dengan tujuan membentuk opini publik. Teks propaganda sering digunakan dalam situasi politik atau sosial yang membutuhkan dukungan luas dari masyarakat.

Meskipun sering kali bersifat manipulatif, teks ini memiliki kekuatan besar dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat terhadap isu tertentu.

Contoh Teks Persuasi

Penutup

Teks persuasi adalah alat yang sangat kuat dalam komunikasi, baik itu di bidang pendidikan, politik, bisnis, maupun sosial. Dengan menggunakan struktur yang tepat dan kaidah kebahasaan yang efektif, teks persuasi dapat membentuk opini, mengubah sikap, dan mendorong tindakan dari pembaca.

Penting untuk diingat bahwa teks persuasi yang berhasil adalah teks yang mampu mempengaruhi pembaca dengan cara yang logis dan emosional sekaligus.