Cara Menghitung dan Tools Rate Card Creator TikTok

Di era TikTok yang makin rame aja penggunanya, menjadi seorang kreator konten mungkin kelihatannya sepele, tapi aslinya ya cukup susah lho.

Banyak orang mikir, “ah tinggal bikin video, upload, beres”, padahal, begitu sudah bekerja sama dengan brand, ceritanya juga bisa jadi berbeda. Di titik inilah banyak kreator—terutama yang masih pemula—mulai kebingungan.

Terutama ada pada pertanyaan harus diharga berapa seorang kreator tersebut memasang harga untuk kerja samanya.

Kebanyakan takut kemahalan dan gak ada brand yang mau masuk, tapi tak sedikit pula yang malah menurutnya kemurahan, ujung-ujungnya nyesel sendiri karena capek produksi tapi bayarannya tak sebanding. Kondisi seperti ini tentu adalah hal yang wajar, apalagi kalau kamu masih di tahap awal bangun akun.

Makanya, mempunyai rate card TikTok bukanlah sekedar sok profesional atau gaya-gayaan. Justru inilah alat penting agar kamu punya pegangan, tahu nilai kontenmu, dan gak gampang ditekan pas negosiasi.

Rate card pun membuat kamu kelihatan lebih siap, lebih rapi, dan lebih enak diajak kerja sama sama brand.

Apa Itu Rate Card Creator TikTok?

Sederhananya, rate card creator TikTok adalah daftar harga resmi yang kamu buat sendiri sebagai kreator. Isinya menjelaskan layanan apa saja yang kamu tawarkan ke brand, lengkap dengan tarif dan ketentuannya.

Jadi tak hanya satu harga satu video, tapi lebih ke gambaran lengkap kerja sama apa saja yang kamu tawarkan, berikut tarifnya. Di dalam rate card, biasanya ada info seperti..

  • Jenis konten yang bisa kamu buat (review, unboxing, live, dll)
  • Durasi video
  • Harga per konten
  • Hak penggunaan video (boleh dipakai ulang atau tidak)
  • Bonus tambahan kalau ada (tag, pinned comment, cross-posting)

Bagi sebuah brand, rate card memudahkan mereka dalam pengambilan keputusan. Tinggal ngecek rate card dari sang kreator, cocok atau enggak dengan budget dan kebutuhan campaign mereka.

Sementara bagi kreator, rate card menjadi semacam kejelasan harga dan detail jasa yang ditawarkan. Jadi setiap kali ada DM kerja sama masuk, gak perlu kelamaan tanya jawab lagi, karena sudah tercantum di rate card.

Contoh Format Rate Card Creator Pemula

Bagi kreator yang baru memulai, mungkin membuat rate card terasa ribet. Mau pasang harga, ragu, mau nurunin harga, kayaknya kok bakalan tak sebanding dengan effort yang bakal dilakukan.

Jadi, yang terpenting dalam pembuatan rate card TikTok adalah masuk akal, transparan, dan sesuai sama kemampuan kamu dan akun kamu saat ini. Berikut contoh format rate card yang realistis dan sering digunakan kreator pemula sebagai acuan..

1. Video Review Produk (Durasi ±30 Detik)

Konten review biasanya adalah bentuk kerja sama pertama antara brand dan kreator. Formatnya simpel, direkam sendiri, tanpa tim produksi, tapi tetap perlu effort untuk take video, edit, dan mikirin alur cerita.

Untuk kreator dengan followers sekitar 5.000–10.000 dan engagement rate di kisaran 5–7%, tarif yang masih tergolong wajar ada di angka Rp150.000 sampai Rp200.000 per video.

Harga yang umumnya sudah mencakup..

  • Pengambilan video
  • Editing sederhana
  • Caption singkat
  • Tag akun brand

Job berikut harga segitu terbilang pas bagi yang masih ngebangun portofolio, tapi masih dihargai secara profesional.

2. Konten Unboxing (Durasi ±60 Detik)

Unboxing kelihatannya cuma buka paket, meskipun begitu tetaplah memerlukan usaha. Mulai dari menunggu kedatangan produk, setting properti, hingga membuat video yang enak ditonton dan informatif.

Tarif unboxing biasanya bisa dinaikkan menjadi Rp200.000–Rp250.000 per video. Konten unboxing cocok digunakan kalau produk dikirim langsung oleh brand dan kamu diminta fokus menampilkan detail produk secara visual.

Konten sejenis ini sering digunakan brand guna meningkatkan awareness, jadi nilai eksposurnya cukup tinggi.

3. Live Streaming (Durasi 30 Menit)

Live streaming mempunyai daya tarik tersendiri karena sang kreator berinteraksi secara langsung dengan viewer. Penonton bisa tanya jawab, brand bisa mendapatkan feedback real-time, dan exposure-nya lebih hidup.

Bagi kreator pemula, tarif mulai dari Rp400.000 per 30 menit live sudah tergolong masuk akal, terlebih kalau sesi live tersebut memang dikhususkan untuk promosi produk atau campaign tertentu.

Live juga sering dianggap premium karena..

  • Butuh kesiapan mental
  • Gak bisa diulang
  • Interaksi langsung dengan audiens

Maka sewajarnya kalau harganya lebih tinggi dibanding video biasa.

4. Paket Konten Eksklusif + Hak Cipta Penuh

Kalau brand meminta hak penuh atas video, yang berarti konten kamu bisa dipakai ulang untuk iklan, repost, atau platform lain, nilainya jelas berbeda.

Untuk kondisi ini, tarif konten sebaiknya dinaikkan ke kisaran Rp300.000–Rp350.000 per video. Dan yang paling penting, poin ini wajib ditulis dengan jelas di rate card agar tak ada kesalah pahaman di kemudian hari.

Hak cipta adalah aset, jangan dikasih gratis kalau brand mau memakai kontenmu untuk kepentingan jangka panjang brandnya.

5. Paket Bundling (3 Konten + IG Story)

Agar semakin menarik, kreator juga bisa menawarkan paket bundling, misalnya..

  • 3 video TikTok
  • 2 Instagram Story
    Dengan harga Rp500.000–Rp600.000

Paket seperti diatas memiliki dua keuntungan, brand merasa mendapat value lebih, sementara kamu memiliki peluang kerja sama yang lebih panjang dan stabil. Bundling juga sering dijadikan opsi kebanyakan brand karena lebih hemat dibanding pesan satuan.

Tools Rate Card Creator TikTok

Memang menentukan rate card TikTok tidak bisa asal nebak atau cuman ngikut kreator lain, karena kondisi tiap akun tentunya berbeda-beda. Ada yang followers-nya belum terlalu banyak tapi engagement-nya tinggi, ada juga yang views-nya konsisten, tapi interaksinya biasa aja.

Maka dari itu diperlukan penggunaan tools rate card TikTok yang akan menjadi tolak ukur.

Sekarang ini, kreator tak perlu lagi menebak nilai kontennya sendiri. Sudah ada beberapa tools yang bisa membantu ngasih gambaran nilai pasar akun TikTok secara lebih objektif, berdasarkan data real-time.

Dengan bantuan tools ini, kamu bisa lebih pede pas masang harga, karena angkanya memiliki dasar yang jelas, bukan hanya perasaan semata.

Tools ini pun akan membantu para kreator pemula yang masih belajar memahami performa akunnya sendiri. Dari situ, para kreator bisa tahu apakah harga yang dipasang sudah masuk akal atau justru masih terlalu rendah.

Berikut beberapa tools yang relevan dan banyak digunakan untuk menghitung rate card TikTok pemula.

1. KOL.ID

Salah satu platform influencer lokal adalah KOL.ID yang paling ramah untuk para kreator Indonesia. Platform yang memang dirancang untuk menjembatani kebutuhan brand dan kreator, jadi fitur-fiturnya cukup lengkap dan relevan dengan kondisi pasar lokal.

Di KOL.ID, kamu tak hanya bisa ngecek estimasi rate card TikTok, pun juga bisa melihat analisis akun, performa engagement, sampai peluang kerja sama dari brand. Bagi kreator pemula, jelas menjadi nilai plus karena bisa sekalian belajar memahami “harga diri” akun sendiri.

Cara Menggunakan KOL.ID untuk Menghitung Rate Card TikTok

Prosesnya pun gak ribet, bahkan bagi yang baru pertama kali makai..

  1. Buka situs resmi KOL.ID melalui browser.
  2. Cari dan klik menu For KOL, lalu pilih fitur Buat Rate Card.
  3. Login ke akun KOL.ID. Kalau belum punya, tinggal daftar dulu, prosesnya cepat kok.
  4. Masukkan username TikTok kamu di kolom pencarian yang tersedia.
  5. Sistem akan otomatis menampilkan data akun, mulai dari:
    • Jumlah followers
    • Engagement rate
    • Rata-rata views
    • Rata-rata like
  6. Dari data tersebut, KOL.ID akan memberikan estimasi tarif per konten sebagai gambaran rate card TikTok kamu.
  7. Menariknya, estimasi ini masih bisa kamu sesuaikan. Misal dengan mengubah durasi video, jenis konten, atau format kerja sama.
  8. Simpan hasilnya dan gunakan sebagai referensi utama saat menyusun rate card milikmu sendiri.

Kelebihan KOL.ID ada pada pendekatan datanya yang cukup realistis dengan kondisi kreator lokal. Jadi hasil estimasinya biasanya gak terlalu jauh dari harga pasar di Indonesia.

2. Slice.id

Kalau kamu ingin berfokus ke satu metrik penting, yaitu engagement rate, maka Slice.id adalah pilihan yang pas. Platform lokal ini menyediakan kalkulator engagement rate TikTok gratis yang mudah digunakan, bahkan untuk pemula.

Walaupun Slice.id tidak langsung menampilkan harga rate card, data engagement yang ditampilkan sangat krusial sebagai dasar menentukan tarif. Karena engagement rate sering menjadi pertimbangan utama brand saat memilih kreator.

Cara Menggunakan Slice.id untuk Menghitung Engagement Rate TikTok

Untuk langkah-langkahnya penggunaannya silahkan teman-teman ikuti dibawah ini..

  1. Akses fitur TikTok Engagement Calculator di situs slice.id.
  2. Buat akun terlebih dahulu dan pilih peran sebagai kreator.
  3. Masukkan username TikTok kamu pada kolom yang disediakan.
  4. Sistem akan menampilkan data akun secara otomatis, seperti:
    • Jumlah followers
    • Rata-rata likes per postingan
    • Rata-rata komentar
    • Rata-rata views
    • Engagement rate dalam bentuk persentase
  5. Gunakan data ini sebagai dasar untuk memperkirakan tarif rate card TikTok kamu.

Sebagai gambaran, kreator dengan engagement rate tinggi—meskipun followers belum puluhan ribu—biasanya memiliki posisi tawar yang lebih kuat. Brand cenderung mau bayar lebih mahal karena interaksi audiensnya nyata dan aktif.

Selain itu, Slice.id juga menyediakan fitur tambahan seperti manajemen kampanye influencer dan laporan performa konten, yang berguna jika kamu mulai sering bekerja sama dengan brand dan ingin semua data tertata rapi.

Penutup

Jadi ya menentukan rate card TikTok bukanlah sekedar masang harga setinggi-tingginya, tapi juga harus menemukan angka yang paling masuk akal sesuai dengan performa akun kamu. Dengan bantuan tool-tool yang telah admin sebutkan diatas, kreator—terutama yang masih pemula—bisa lebih memahami nilai kontennya sendiri secara objektif.

Data followers, engagement rate, dan performa konten adalah fondasi penting dalam penyusunan sebuah rate card yang sehat dan profesional. Saat kamu tahu posisi akunmu di pasar, proses negosiasi dengan brand jadi lebih nyaman dan lebih percaya diri.